Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yoh 1:1-5)

Minggu, 13 Maret 2011

Daud Diurapi Menjadi Raja

1 Samuel 16:1-13a

Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; 
manusia melihat apa yang di depan mata, 
tetapi TUHAN melihat hati (1 Sam 16:7b)








1              Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul?
Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel?
Isilah tabung tandukmu dengan minyak
dan pergilah.
Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu,
sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."
2                      Tetapi Samuel berkata:
"Bagaimana mungkin aku pergi?
Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku."
Firman TUHAN:
"Bawalah seekor lembu muda
dan katakan:
Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.
 3                                            Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu,
lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat.
Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu."


 4             Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN
dan tibalah ia di kota Betlehem.
Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar
dan berkata:
"Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"
 5             Jawabnya:
"Ya, benar!
Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.
Kuduskanlah dirimu,
dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini."
Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki
dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.


 6             Ketika mereka itu masuk
dan Samuel melihat Eliab,
lalu pikirnya:
"Sungguh,
di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
7              Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi,
sebab Aku telah menolaknya.
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi TUHAN melihat hati."
8              Lalu Isai memanggil Abinadab
dan menyuruhnya lewat di depan Samuel,
tetapi Samuel berkata:
"Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
9              Kemudian Isai menyuruh Syama lewat,
 tetapi Samuel berkata:
"Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
10             Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel,
tetapi Samuel berkata kepada Isai:
"Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
11             Lalu Samuel berkata kepada Isai:
"Inikah anakmu semuanya?"
Jawabnya:
"Masih tinggal yang bungsu,
 tetapi sedang menggembalakan kambing domba."
Kata Samuel kepada Isai:
"Suruhlah memanggil dia,
sebab kita tidak akan duduk makan,
sebelum ia datang ke mari."
12             Kemudian disuruhnyalah menjemput dia.
Ia kemerah-merahan,
matanya indah
dan parasnya elok.
Lalu TUHAN berfirman:
"Bangkitlah,
urapilah dia,
sebab inilah dia."
13             Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu
dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya.
Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.


Perikop ini diberi judul Daud Diurapi Menjadi Raja dalam Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia tahun 2001. Jika kita baca dengan seksama maka perikop ini dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :
  • Ayat 1-3 berkisah mengenai Samuel yang diutus Tuhan
  • Ayat 4-5 berkisah tentang kedatangan Samuel di Betlehem
  • Ayat 6-13a berkisah tentang pemilihan dan pengurapan Daud


Di dalam ayat 1 tampaklah bahwa Samuel sedang bersedih hati, akibat Saul ditolak Allah sebagai Raja atas Israel. Sementara Samuel dekat dengan Saul. Hal ini dapat kita baca pada perikop-perikop sebelum ini. Dan mengapa Tuhan menolak Saul, dapat dibaca dalam 1 Sam 13:13-14 maupun 1 Sam 15:3, dikarenakan Saul tidak taat pada perintah Tuhan. Karena itulah maka Samuel diutus untuk mencari pengganti Saul.

Di dalam ayat 2 digambarkan keraguan Samuel ketika diperintahkan Tuhan untuk mencari pengganti Saul ini. Samuel kemudian mengungkapkannya dengan bertanya kepada Tuhan. Kemudian di dalam ayat 3 dikisahkan bahwa  Tuhan memberikan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Samuel agar dapat mengatasi ketakutannya akan ketahuan oleh Saul bahwa ia diutus Tuhan untuk mengurapi seseorang yang akan menggantikan Saul. Beberapa hal yang diperintahkan Tuhan untuk dilakukan oleh Saul adalah:
1.       Mengisi tabung tanduk dengan minyak
2.       Membawa lembu muda
3.       Pergi ke Betlehem

Tabung tanduk itu diisi minyak untuk pengurapan. Lembu muda dibawa sebagai kurban persembahan yang akan dilakukan Samuel di Betlehem. Di Betlehem inilah tinggal Isai, ayah dari Daud. Kurban persembahan yang akan dilakukan Samuel ini adalah sarana untuk dapat bertemu dengan orang yang akan diurapinya dan juga merupakan siasat agar tidak dicurigai oleh Saul.

Ayat 4 mengisahkan ketika Samuel tiba di Betlehem, para tua-tua menyambutnya dengan ketakutan. Mereka mempertanyakan apakah kehadiran Samuel membawa selamat bagi mereka. Suatu hal yang lazim jika seseorang yang dekat dengan kekuasaan (Samuel dikenal kedekatan dengan Saul dan mungkin juga mereka tahu adanya konflik belakangan ini antara mereka) hadir di suatu tempat, maka akan ada sesuatu hal yang penting yang disampaikan. Hal tersebut bisa saja memberi perubahan bagi kehidupan mereka.

Tetapi di ayat 5 Samuel menegaskan bahwa kehadirannya akan membawa selamat. Tetapi Samuel tidak mengungkapkan maksud kedatangannya yang sebenarnya. Samuel mengadakan upacara pengorbanan sehingga memungkinkan untuk menghadirkan Isai sekeluarga. Samuel juga menguduskan Isai dan anak-anaknya.

Ayat 6-13a menceritakan proses pengurapan yang dilakukan oleh Samuel. Pertama-tama yang hadir adalah anak sulung Isai, Eliab, seorang anak yang tinggi dan tampaknya elok parasnya. Samuel merasa inilah orang yang dipilih Tuhan, seorang anak sulung, tinggi dan berparas elok. Tetapi ternyata Tuhan memiliki penilaian lain. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”. Satu persatu anak-anak Isai maju. Saat itu ada 7 anak yang tampil di depan Samuel. Yang disebutkan secara eksplisit memang 3 nama. Tetapi Isai memiliki 8 anak laki-laki (1 Sam 17:12). Dari ketujuh anak itu, Samuel tidak merasakan bahwa mereka dipilih Tuhan. Lalu Samuel memastikan kepada Isai, apakah memang hanya tujuh anak yang dimiliki Isai.

Di ayat 11 dijelaskan masih ada anak lain yaitu Daud yang sedang menggembalakan kambing domba. Daud dipanggil dan ketika Daud datang, tampaklah seorang pemuda kemerah-merahan, bermata indah dan berparas elok. Tuhan berfirman agar Samuel mengurapinya.  Akhirnya Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya itu. Dan sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud.

Refleksi
Dari kisah ini beberapa hal bisa menjadi bahan refleksi kita.
  1. Samuel bisa mengalami kesedihan dan ketakutan. Samuel sebagai orang yang dipilih Tuhan, kita bisa membayangkan bahwa Samuel nyaris sempurna. Tetapi ternyata dia tetaplah manusia biasa yang mengalami kesedihan dan ketakutan. Apakah kita seringkali merasa bahwa seorang yang termasyur tidak pernah mengalami hal-hal manusiawi? Mampukah kita menerima kelemahan mereka selain kelebihan mereka?
  2.  Samuel diutus Tuhan. Kita semua pun diutus Tuhan, setiap misa ingatkah akan pesan akhir berkat pengutusan? “Pergilah, kamu diutus”. Samuel taat atas perintah Tuhan. Ia melaksanakan apa yang diutuskan Tuhan kepadanya. Apakah kita sebagai orang yang juga diutus, mau taat akan perintah Tuhan yang mengutus kita?
  3. Samuel mengalami konflik batin. Samuel mau taat pada Tuhan, tetapi dia juga mengalami ketakutan terhadap Saul.  Samuel lalu berbicara kepada Tuhan, mengungkapkan ketakutannya. Apakah kita juga selalu mengungkapkan isi hati kita, kecemasan kita, ketakutan kita kepada Tuhan sebelum melakukan tindakan? Ataukah kita melakukan tindakan dahulu dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri?
  4. Tuhan melihat sesuatu yang seringkali tidak dilihat manusia. Manusia seringkali hanya melihat sesuatu yang tampak di depan mata, tetapi Tuhan dapat melihat segala yang tersembunyi. Masihkah kita lebih melihat penampilan, kekayaan, hal-hal duniawi dalam menentukan atau memilih pemimpin kita? Ataukah kita mau melihat lebih ke dalam?
  5. Tuhan tetap memperhatikan calon pemimpin yang tersembunyi. Jika Tuhan telah punya mau, maka seseorang yang belum tampak pun dapat dihadirkanNya sehingga menjadi pemimpin kita. Apakah kita sering meremehkan orang-orang yang tampak lemah dan tak berarti padahal kepada orang-orang seperti itulah seringkali Tuhan berkenan.

Ditulis oleh Theresia Ratih Sawitridjati

2 komentar: